Memilih Jodoh, Haruskah Dengan Pacaran?
Assalamu’alaikum sahabat dai muda yang berbahagia dan selalu tetap bersyukur atas segalal yang telah kita dapatkan saat ini dan yang telah lalu. Saat ini aku akan membahas sedikit tentang pacaran ya. Semoga bermanfaat.
Mayoritas orang berfikir kalau kita pacaran akan memudahkan kita untuk memilih pasangan hidup. Benarkah itu? Atau hanya tipuan belaka? Kita bertanya-tanya apa sih sebenarnya pacaran itu? Dan bagaimana pandangan Agama berkait dengan pacaran itu? Sedikit akan saya bahas.
Kita lihat dari awal orang pacaran, pertama kali bertemu langsung cinta, katanya sih cinta pada pandangan pertama, lalu tukeran nomor handfone tidak lama kemudian langsung jadian. Untuk membuat subur cinta yang telah tumbuh, katanya, mulai saling tukar informasi tentang makanan favorit, hoby, lalu saling bercanda, tertawa, menangis bersama hingga ke hal-hal yang bernuansa romance dan akhirnya menemukan hal baru yang belum dirasakan. Akan tetapi, disini letak kegagalan terbesar cinta dengan pacaran, ketika sudah menikah tidak ada lagi yang tersisa dari hubungan itu karena semua sudah dirasakan bersama. Jadi pernikahan itu terasa sangat hambar tanpa rasa. Beda dengan yang menikah tanpa pacaran. Meraka hanya kenal sekali dan tidak mengetahui apa-apa tentang pasangan mereka. So masih banyak yang dapat mereka lakukan bersama, sehingga hubungan mereka lebih segar dan nikmat.
Banyak juga yang mengatakan, “mana mungkin bisa langsung menikah tanpa mengenal terlebih dahulu pasangan kita atau tanpa pacaran?”. Ya bisa dibenarkan juga sih, akan tetapi disinilah Islam itu ada. Islam telah mengatur bagaimana tata cara kita dalam memilih atau mencari pasangan hidup. Yang pertama kita dianjurkan melihat dari agamanya, lalu keturunanya, kemudian wajahnya, dan yang terkhir dilihat dari hartanya. Jadi dari sini kita sudah mengerti, bagimana kemungkinan terjadinya pernikahan tanpa mengenal lebih dalam calon pasangan kita. Cukup dengan mengetahui agamanya, keturunanya dan wajahnya sudah menjadi pegangan kuat untuk hidup bahagia dengan pasangan kita.
So, pacaran itu tidak bermanfaat yakni sangat merugikan. Coba kita fikir kembali secara logis dan dengan pemikiran yang dewasa. Katanya mencari kecocokan dan saling mengenal satu sama lain, toh sampai pacaran 5 kali pun masih belum menemukan yang cocok, seperti yang diinginkannya. Padahal, mencari pasangan itu tidak sama dengan memilih pakaian, yang mana, mencoba dulu atau memakai dulu sebelum dibeli. Jika tidak cocok, ya dikembalikan, emang kamu mau disamakan dengan barang?
Belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk pacaran tidak sedikit. Padahal sayang, kita sudah banyak pengeluaran untuk orang yang bukan milik kita. Ada gak surat bukti pacaran yang dikeluarkan oleh negara seperti halnya surat bukti nikah? Berarti pacaran itu ilegal donk? Tidak hanya agama saja yang tidak mengakui adanya pacaran, bahkan negara pun tidak mengakuinya. Kan kata orang cinta itu butuh bukti dan pengakuan yang dapat dibuktikan. Jika tidak ada yang dapat dibuktikan, itu sama saja dengan kebohongan belaka. Iya gak?
Sekarang tinggal kamu pilih cara mana yang kamu inginkan, atau kehidupan yang bagaimana yang akan kamu jalani. Cara lama kah dengan menghabiskan banyak biaya atau cara cepat dengan penghematan biaya serta halal bersetifikat A+. Dan kehidupan yang kacau dan hambar tanpa rasa apapun atau dengan kehidupan yang penuh nikmat dan segar tanpa habisnya. Silahkan kamu pilih!
syukran ya sahabat dai muda, salah dan khilaf mohon maaf sebesar-besarnya, semoga artikel ini beermanfaat dan dapat merubah pandangan kita yang selama ini . . .
Tags : opini
Bener banget, pacaran itu memang merugikan dapat menjerumuskan ke jalan yang tidak benar. makasih artikelnya bermamfaat.
BalasHapusOh ya blog anda sudah saya follow, mohon follow juga blog saya ya :)
masama mas, ia sudah kok. . .
Hapus